• https://2.bp.blogspot.com/-CsWJcUO3eXE/XpNTAIgs4pI/AAAAAAAADNw/E01ElWgopZAwyePvt9GaYoRZP3nkdqcxQCNcBGAsYHQ/s1600/PSA%2B43.jpg

Tugas dan Peran Guru

Tugas dan Peran Guru

Proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas, belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan, guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan perkembangan siswa.


Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk menjadi seorang guru haruslah mempunyai persyaratan tersendiri. Apabila dari kegiatan komponen tersebut salah satunya tidak ada maka ia belum bisa dikatakan guru professional. Antara guru dan siswa haruslah dibina hubungan yang harmonis antara satu dengan yang lainnya.

Tugas Guru adalah “mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif di masyarakat, oleh karena itu tidak mungkin pekerjaan seorang guru dapat terlepas dari kehidupan sosial”.

 Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan pembelajaran anak.

Metode mengajar dengan pembelajaran sama dengan kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran, memberi pengertian tidak hanya dengan kata-kata saja sama dengan berkata dengan berbuat, tidak terikat dengan satu teks book sama dengan seorang guru harus intelek, dan lain-lain.

Namun fenomena di lapangan, masih banyak seorang pendidik yang tidak memiliki prinsip tersebut di atas. Masih banyak guru yang sampai pada saat ini belum mengetahui psikologi anak, menyesuaikan metode mengajar dengan pelajaran, memberikan peraturan akan tetapi ia tetapi ia tidak memberikan teladan, kurang menghormati diri dengan berapakaian tidak rapi, menjadikan keterlambatan mengajar merupakan hal yang wajar, merokok di ruang kelas saat belajar, mengajar dengan membawa momongan (anak), berjualan waktu belajar dan lain sebagainya yang mengidentifikasikan ketidakprofesionalan seorang pendidik dalam melakukan proses belajar mengajarn yang di lakukan padai sekolah.

Berbicara tentang guru, tentunya juga akan berbicara mengenai murid, karena sebutan guru itu ada karena adanya murid, meskipun hanya satu murid. Figure seorang guru tentunya akan mewarnai karakteristik-karakteristik muridnya, karena murid itu adalah tempat seorang guru. Guru pintar maka murid pun pintar, guru bodoh maka murid pun menjadi bodoh, akan tetapi mustahil seorang murid belajar dengan guru yang tidak pandai, karena kepandaian keahlian gurulah maka seorang anak melakukan proses pembelajaran dan anak menjadi muridnya.

Guru Taman Kanak-Kanak mempunyai peran “sebagai pengamat, melakukan elaborasi, sebagai model, melakukan evaluasi dan melakukan perencanaan”.Taman Kanak-Kanak yang merupakan pusat pendidikan bagi anak, peran guru dalam melaksanakan program pembelajaran sangat dibutuhkan dalam menunjang aspek-aspek perkembangan kemampuan berkomunikasi anak.

Pendidikan pada anak usia dini harus terfokus pada anak, yang berisikan program kegiatan pembelajaran kemampuan berkomunikasi yang melibatkan dunia anak dan sekitarnya, program kegiatan yang ditujukan kepada anak tentang penguasaan tugas-tugas perkembangan anak selama belajar di Taman Kank-Kanak.

Tugas dan fungsi guru menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Berikut akan diuraikan satu persatu:



a. Guru Sebagai Pendidik

Guru sebagai pendidik adalah “mereka yang terlibat langsung dalam membina dalam membina, mengarahkan dan mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicuarhkan dalam rangka mentranspormasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik.“

Guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.

b. Guru Sebagai Pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehinga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan zaman.

Guru sebagai pengajar adalah “mereka yang terlibat langsung dalam membina dalam membina, mengarahkan dan mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicuarhkan dalam rangka mentranspormasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik “.

Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar melalui internet dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat kabar yang setiap saat hadir di hadapan kita.

Derasnya arus informasi, serta cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas guru sebagai pengajar. Untuk itu guru harus senantiasa mengembangkan profesinya secara profesional, sehingga tugas dan peran guru sebagai pengajar masih tetap diperlukan sepanjang hayat.

c. Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggung jawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

“jika guru mampu menyajikan kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan maka anak akan ramai sendiri. Anak akan tertarik dan memusatkan perhatian pada kegiatan pembelajarannya”.

d. Guru Sebagai Pengarah dan sumber informasi

Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mengarkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya.

Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.

Guru sebagai sumber informasi yang memiliki posisi yang sangat dominan. “untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan anak-anak”. Kemampuan pembelajaran adalah usaha untuk menguasai informasi, dalam hubungan ini, strategi belajar mengajar dipusatkan pada materi pelajaran, kemampuan seperti ini menghasilkan apa yang disebut dengan pembelajaran yang berpusat pada materi yang menjadi pedoman dalam mengajar.

e. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.

Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.


f. Guru Sebagai Penilai

Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.

Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.

Penilaian perlu dilakukan karena “dalam penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan anak terhadap materi pelajaran, serta ketepatan metode yang digunakan, serta untuk mengetahui kedudukan anak didalam kelompok atau kelasnya”.

Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memadai. Guru harus memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.Guru profesional adalah guru yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah yang memiliki kompotensi-kompetensi yang di tuntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Situs Resmi Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia Kec. Parongpong

Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi dibawah naungan PGRI. IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi yang sudah berdiri sangat lama, sehingga organisasi sudah mempunyai banyak pengalaman dalam ikut serta memajukan pendidikan anak di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat. Kepengurusan di dalam organisasi dilaksanakan secara regular dan terpadu, sehingga menghasilkan reorganisasi pergantian estafet yang produktif.

Salah satu penghargaan yang diterima oleh IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat dari Ketua IGTKI-PGRI Pusat adalah tentang manajemen yang tertata rapi. Organisasi berjalan efektif dan efesien sehingga bidang-bidang organisasi dapat memunculkan ide-ide dan gagasan dalam kemajuan organisasi IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat. Proses instruksi dan komando baik dari atasan maupun mitra organisasi mampu bersinergi dengan program-program yang sudah direncanakan. Sehingga organisasi IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi yang professional.

Pengalaman Organisasi
IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat mempunyai banyak pengalaman dalam berorganisasi, karena organisasi ini berdiri memasuki usia yang sudah panjang. Pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara telah dilalui tanpa sedikitpun kemunduran yang dialami oleh IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat. Pengurus-pengurus selalu semangat dan kompeten dalam mengantarkan serta menjembatani anggotanya untuk lebih maju dalam berbagai aspek pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Dalam berbagai kesempatan organisasi ini juga mengantarkan guru-guru menjuarai berbagai kegiatan yang diadakan oleh pengurus Pusat.

Pengalaman Pengurus
IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat memiliki pengurus-pengurus disamping sebagai guru TK mereka mempunyai kegiatan yang sangat produktif, yang diantaranya sebagai Narasumber, Mentor, Pembicara, Asessor, Penulis, Pengurus APKS Provinsi dan lain sebagainya.

Pages